Home Ibadah 4 Jenis Pura yang Menjadi Pusat Ibadah Umat Hindu!
Ibadah

4 Jenis Pura yang Menjadi Pusat Ibadah Umat Hindu!

Share
4 Jenis Pura yang Menjadi Pusat Ibadah Umat Hindu!
Share

Beritahindu.com – Umat Hindu di Bali memiliki tempat-tempat ibadah yang dikenal dengan nama pura, yang merupakan tempat suci untuk sembahyang dan menjalankan upacara keagamaan. Namun, yang menarik adalah bahwa setiap pura memiliki penghuni atau dewa yang berstana di dalamnya, dan hal ini berbeda-beda tergantung dari jenis pura tersebut.

Dalam agama Hindu, pura dibedakan menjadi beberapa kategori berdasarkan fungsi dan karakteristiknya. Masing-masing pura memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan keagamaan masyarakat Hindu di Bali. Ada empat jenis pura utama yang dikenal, dan masing-masing memiliki keunikan serta peran yang berbeda dalam konteks spiritualitas Hindu.

4 Jenis Pura yang Menjadi Pusat Ibadah Umat Hindu

Berikut adalah keempat jenis pura tersebut:

1. Pura Kahyangan Jagat dan Pura Dang Kahyangan Jagat

Pura Kahyangan Jagat ini merupakan salah satu jenis pura yang berfungsi sebagai tempat pemujaan universal bagi seluruh umat Hindu. Pura ini tidak hanya memiliki makna lokal, tetapi juga mewakili dimensi kosmik. Jumlah Pura Kahyangan Jagat di Bali sangat terbatas, hanya terdapat sembilan pura, dan masing-masing pura ini terletak di sembilan arah mata angin yang berbeda. Pura-pura ini dianggap sangat suci dan menjadi pusat spiritualitas bagi umat Hindu di seluruh Bali.

Selain Pura Kahyangan Jagat, ada juga Pura Dang Kahyangan Jagat. Pura ini memiliki fungsi yang serupa, tetapi juga berperan sebagai bentuk penghormatan kepada para guru suci atau tokoh spiritual yang dihormati. Berbeda dengan Pura Kahyangan Jagat yang jumlahnya terbatas, Pura Dang Kahyangan lebih banyak jumlahnya.

Menurut catatan kuno atau lontar yang berasal dari zaman dahulu, ada sekitar 34 Pura Dang Kahyangan yang tersebar di seluruh Bali. Pura-pura ini menjadi tempat penting bagi umat Hindu untuk memberikan penghormatan kepada para guru suci yang telah berjasa dalam menyebarkan ajaran agama.

2. Pura Kahyangan Tiga

Setiap desa adat yang ada di Bali mempunyai 3 pura utama yang disebut sebagai Pura Kahyangan Tiga. Ketiga pura ini berfungsi sebagai tempat pemujaan bagi masyarakat desa setempat. Masing-masing pura dalam kategori ini memiliki dewa yang berbeda yang disembah. Pertama, ada Pura Desa yang menjadi tempat berstananya Dewa Brahma, dewa pencipta dalam agama Hindu.

Kedua, Pura Dale mini menjadi stana Dewa Siwa, dewa perusak serta transformasi. Terakhir, ada Pura Puseh, yang merupakan stana Dewa Wisnu, dewa pemelihara. Ketiga pura ini memiliki peran penting dalam menjaga keseimbangan spiritual dan harmoni di desa adat masing-masing.

3. Pura Swagina

Pura Swagina merupakan jenis pura yang bertujuan secara khusus untuk umat Hindu yang mempunyai pekerjaan tertentu. Pura tersebut didirikan sebagai tempat pemujaan berdasarkan pekerjaan seseorang. Sebagai contoh, Pura Melanting adalah pura yang khusus diperuntukkan bagi para pedagang, sebagai tempat mereka memohon kelancaran usaha dan perlindungan dalam berdagang.

Untuk para petani, ada Pura Ulun Suwi atau Pura Dugul, yang menjadi tempat mereka berdoa agar hasil pertanian mereka melimpah. Bahkan, pegawai kantoran dan pegawai pemerintah juga memiliki pura khusus tempat mereka memanjatkan doa. Pura-pura swagina ini mencerminkan bagaimana agama Hindu di Bali sangat menghargai setiap profesi dan memberikan tempat khusus untuk beribadah sesuai dengan mata pencaharian.

4. Pura Kawitan

Terakhir Pura Kawitan, pura ini dibangun secara khusus untuk menghormati 1 garis keturunan atau keluarga tertentu. Kata “kawitan” berasal dari kata “wit” yang berarti akar atau asal-usul, sehingga pura ini berfungsi sebagai tempat pemujaan bagi leluhur atau nenek moyang suatu keluarga. Contoh nyata dari pura ini adalah sanggah yang terdapat di setiap rumah umat Hindu Bali. Sanggah berfungsi sebagai tempat ibadah keluarga dan menjadi simbol ikatan dengan leluhur.

Selain itu, ada juga pura keluarga besar yang dikenal dengan nama Paibon, Panti, Pedarman, atau Dadia. Salah satu pura kawitan yang sangat terkenal adalah Pura Besakih, yang juga merupakan pura terbesar dan terpenting di Bali. Di sana, terdapat tempat khusus bagi setiap keluarga besar untuk menghormati leluhur mereka.

Keempat jenis pura ini menggambarkan betapa kayanya budaya dan spiritualitas umat Hindu di Bali. Setiap pura memiliki peran yang sangat spesifik dalam kehidupan keagamaan masyarakat, baik itu sebagai tempat pemujaan universal, tempat penghormatan kepada guru suci, tempat ibadah berdasarkan profesi, atau sebagai tempat pemujaan leluhur.

Dengan keberagaman pura ini, umat Hindu di Bali dapat menjalankan praktik keagamaannya dengan cara yang sangat terstruktur dan penuh makna, sesuai dengan fungsi dan karakteristik masing-masing pura.

Baca juga: Mengenal Makna dan Sejarah Hari Raya Galungan dalam Tradisi Hindu!

Share

Leave a comment

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Related Articles
Makna Mendalam Dibalik Hari Raya Nyepi: Refleksi dan Harmoni Diri
Ibadah

Makna Mendalam Dibalik Hari Raya Nyepi: Refleksi dan Harmoni Diri

Beritahindu.com – Hari raya nyepi rutin dilaksanakan oleh umat Hindu setiap tahunnya....

Kapan Waktu Umat Hindu Beribadah_ Jadwal dan Makna di Baliknya!
Ibadah

Kapan Waktu Umat Hindu Beribadah? Jadwal dan Makna di Baliknya!

Beritahindu.com- Umat Hindu memiliki tradisi ibadah yang kaya dan beragam, dengan waktu-waktu...