Beritahindu.com – Sejarah dunia mencatat keberagaman agama yang tersebar di berbagai belahan bumi, dan salah satu yang paling menarik untuk dibahas adalah agama Hindu. Terkenal di India dan juga di Bali, agama ini mempunyai jalur perkembangan yang unik. Agama Hindu yang dianut di Bali menunjukkan bagaimana ia berkembang dan beradaptasi, sehingga melahirkan ciri-ciri yang berbeda antara Hindu Bali dan Hindu India, yang menjadi akar aslinya.
Bali dan India memiliki pondasi yang sama dalam keyakinan mereka, namun terdapat perbedaan signifikan dalam cara mereka memahami, menginterpretasikan, dan menyebarkan agama tersebut. Agama Hindu di Indonesia saat ini menjadi salah satu dari 6 agama terbesar, dengan penganut mencapai 1,7% dari total penduduk. Proses kedatangan dan perkembangan agama Hindu di Bali sangat menarik untuk ditelusuri.
Kedatangan Agama Hindu di Bali
Pencatatan sejarah menunjukkan bahwa agama Hindu mulai masuk ke Bali pada abad ke-1. Pada masa ini, terjadi penggabungan budaya melalui interaksi antara Kerajaan Chola di India dan Kerajaan Sriwijaya di Indonesia. Beberapa bagian dari epos Hindu seperti Mahabharata dan Ramayana berperan penting dalam proses ini, seiring dengan masuknya para saudagar Hindu ke tanah Nusantara.
Ini menunjukkan bahwa kedatangan agama Hindu di Bali memiliki konteks yang berbeda dibandingkan dengan kemunculannya di India, yang berakar dari Peradaban Lembah Indus sekitar Zaman Besi. Di India, agama Hindu mulai menemukan bentuknya melalui tradisi Weda antara tahun 1500 hingga 600 SM.
Perbedaan Hindu Bali dan Hindu India
Berikut dibawah ini Perbedaan dari Hindu Bali dan Hindu India:
1. Ideologi Agama Hindu di Bali dan India
Walaupun mempunyai akar yang sama, ideologi yang dianut oleh agama Hindu Bali serta Hindu India berbeda. Hindu Bali dikenal sebagai Agama Hindu Dharma, sedangkan Hindu di India dikenal dengan istilah Nigama Dharma. Agama Hindu Dharma menekankan pada keyakinan spiritual yang berhubungan dengan Tantrisme, termasuk doktrin yoga, kosmologi, serta pemujaan terhadap dewa-dewa seperti Siwa (Shaivisme), Wisnu (Vaishnavisme), dan Shakti, yang mengedepankan aspek keperempuanan.
Sementara itu, Nigama Dharma berfokus pada praktik-praktik yang terdapat dalam kitab Weda dan Purana, termasuk tradisi Yajna-samstha atau ritual pengorbanan yang dilakukan oleh raja-raja pada masa lalu untuk memperoleh kekayaan dan kemakmuran.
2. Festival dan Perayaan
Perayaan yang berlangsung di India seringkali didasarkan pada praktik Weda dan Epik, lengkap dengan pembacaan mantra. Sebaliknya, tradisi di Bali lebih banyak dipengaruhi oleh indus spiritual yang merupakan bagian dari agama Hindu itu sendiri, bukan sekadar produk dari pembacaan kitab.
Contohnya adalah perayaan Nyepi atau “Hari Sunyi,” yang merupakan momen penting bagi umat Hindu Bali. Selama Nyepi, mereka melakukan puasa, meditasi, dan berdiam diri tanpa berbicara sebagai bentuk refleksi diri, menjadikannya momen yang penuh makna untuk memahami diri sendiri.
3. Pura
Pura di Bali memiliki peranan penting dalam kehidupan masyarakat Hindu setempat. Setiap desa biasanya mempunyai pura yang saat ini dikenal sebagai Pura Desa, yang berfungsi sebagai pusat kegiatan spiritual. Rumah-rumah di Bali memiliki desain terbuka yang terintegrasi dengan alam, dan setiap rumah umumnya memiliki pura kecil.
Struktur pura di Bali terbuat dari pilar-pilar yang diukir dengan indah, menciptakan suasana damai dan tenang. Di sisi lain, pura di India biasanya lebih megah dan ramai, dengan patung dewa yang beragam, serta menjadi tempat ritual yang padat.
4. Persembahan
Persembahan merupakan bagian penting dari praktik keagamaan di kedua wilayah tersebut. Masyarakat Hindu Bali memberikan persembahan berupa berbagai barang, seperti bunga, dupa, uang, beras, hingga rokok dan alkohol, yang diletakkan di depan rumah, toko, dan di jalan-jalan.
Persembahan ini dilakukan sebagai bentuk rasa syukur dan harapan akan kemakmuran. Di India, persembahan utama biasanya berupa buah-buahan, biji-bijian, bunga, dan dedaunan, sementara alkohol hanya diberikan dalam situasi tertentu dan jarang dilakukan.
Dengan demikian, jelas bahwa perbedaan antara Hindu Bali dan Hindu India sangat terlihat dalam ideologi, praktik, dan akulturasi budaya yang dihadapi masing-masing. Sejarah mencatat bahwa meskipun keduanya berbagi akar yang sama, perjalanan dan proses penyebaran agama Hindu di Bali dan India berlangsung dalam konteks yang sangat berbeda. Hal ini menciptakan keunikan dan kekayaan tersendiri dalam setiap tradisi, menjadikan keduanya menarik untuk dipelajari lebih dalam.
Baca Juga: 4 Jenis Pura yang Menjadi Pusat Ibadah Umat Hindu!
Leave a comment